Bulan April merupakan bulan yang
indah. Bulan yang penuh makna bagi umat islam. Bulan April bagi umat islam
menyiapkan hati dan jiwa utuk bersiap membersihkan diri dari segala dosa.
Dibulan April inilah umat islam merayakan lebaran yang bukanlah para pemilik
pendendam, melainkan milik para pemaaf untuk menghilangkan noda dosa dari raga
mereka untuk melenyapkan nafsu yang berkuasa selama mereka hidup.
Hari Raya Lebaran merupakan hari
yang dinantikan oleh umat islam di pelosok dunia. Tentu saja banyak cerita yang
ditunggu dan akan disampaikan oleh sanak saudara. Biasanya keluarga akan
berkumpul di rumah keluarga yang tertua. Berkumpul bersama di momen lebaran
inilah semua keluarga bisa berkumpul secara komplit dengan masing-masing
keluarga.
Keluarga
saya selalu merayakan hari raya lebaran dengan penuh kegembiraan. Momen lebaran
ini bagi saya dan keluarga bisa menyambung tali persaudaraan dengan erat dan
saling memaafkan. Keluarga saya sering berkumpul di rumah keluarga yang tertua,
tetapi tidak komplit, karena keluarga yang lain memiliki Kesibukan
masing-masing.
Tahun sebelumnya merayakan lebaran
berbeda, karena merayakan lebaran tentunya identik dengan mudik bersama.
Tetapi, tahun ini tidak ada mudik bersama karena semua keluarga berkumpul
bersama di Jakarta.
Momen lebaran ini biasanya
dikeluarga saya selalu sungkeman dari mulai keluarga yang tertua. Meminta maaf
atas kesalahan yang tidak disengaja. Momen lebaran ini bagi keluarga saya bisa
melepaskan kerinduan serta cerita-cerita semasa kecil untuk diingat kembali.
Perbedaan
agama tidak membuat hubungan keluarga kami renggang. Saya setiap tahunnya mulai
dari kecil selalu mengikuti dan ikut merayakan lebaran ini untuk menghormati
paman saya. Momen lebaran ini selalu ditunggu-tunggu oleh keluarga besar saya.
Biasanya tante saya selalu membuat
makan seperti gulai ayam, sambel ati ampela, telur balado, ketupat serta kue
kering sesuai dengan keinginan keluarga masing-masing.
Kami selalu menunggu paman saya
berserta keluarganya selesai sholat ied, karena setelah sholat ied biasanya
kami anak-anak sungkeman dengan orangtua. Setelah kami sungkeman barulah kami
berangkat untuk ziarah bersama ke kakek dan nenek.
Momen
lebaran ini membuat kami semakin yakin bahwa perbedaan agama bukanlah jadi
penghalang untuk bisa silaturahmi bersama keluarga lainnya. Saya dan keluarga
saya sudah terbiasa mengikuti momen hari raya yang berbeda.
Keluarga saya merayakan hari natal
tentunya paman saya akan mengikuti perayaan tersebut untuk menghormati adiknya
yaitu bapak saya, begitu juga saya dan bapak saya selalu mengikuti perayaan
lebaran untuk menghormati keluarga paman saya.
Saya
dan keluarga saya selalu ingat pesan almarhum nenek saya bahwa “Perbedaan agama
itu bukan menjadi penghalang untuk kita menjauhkan keputusan paman saya. Memang
sangat berat menerima kenyataan itu, tetapi kita sebagai keluarganya harus
mendukung dan menghormati keputusan paman saya dan jangan lupa untuk selalu
mengingatkan dia untuk bertanggung jawab atas agama yang dipilihnya”.
Bagi
keluarga kami, dari yang tua-muda, laki-laki dan perempuan, serta anak kecil
atau pasangan yang belum mendapatkan pasangan akan mendapatkan thr dari
keluarga yang berkunjung. Bagi keluarga saya, semua anak-anak tidak ada yang
dibedakan untuk mendapatkan thr, walaupun sudah bekerja.
Suasana hangat inilah yang membuat
keluarga saya semakin erat persaudaraannya. Walaupun berbeda agama, kami tidak
pernah membeda-bedakan. Keluarga saya selalu mengingatkan kepada paman saya
untuk jangan lupa sholat, begitupun paman saya mengingatkan kami jangan lupa ke
gereja.
Saya
salut dengan keluarga saya, karena bagi mereka berbeda agama bukanlah hal yang
tabu. Selagi kita bisa menjaga silaturahmi tersebut akan harus menjaga
silaturahmi tersebut. Keluarga saya tidak pernah mengajarkan anak-anak untuk
tidak saling menghormati, bagi keluarga saya mau agama apapun itu yang dianut
oleh keluarga saya yang lain harus dihormati. Memang banyak orang berkata bahwa
nenek saya hampir gagal mendidik anak-anak karena berbeda keyakinan, tetapi
paman saya, bibi, serta ayah saya tidak menghiraukan perkataan tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar